Aku (Bukannya)
Menunggu
Aku bukannya
menunggu, aku hanya menghitung detik-detik yang terlewatkan tanpamu
Aku bukannya menunggu, aku hanya menyiapkan diri sampai benar-benar siap menyambutmu
Aku bukannya menunggu, aku hanya menyiapkan diri sampai benar-benar siap menyambutmu
Aku bukannya
menunggu, aku hanya berkawan waktu dengan terlalu akrab
Aku bukannya
menunggu, tapi lengan detik ini menyanderaku. Hingga kau datang bebaskanku dan
kita bunuh waktu satu persatu
Aku bukannya menunggu, aku hanya tau dalam setiap detiknya selangkah kakimu menujuku
Aku bukannya menunggu, aku hanya tau dalam setiap detiknya selangkah kakimu menujuku
Aku bukannya
menunggu, aku hanya sedang merajut doa bersama waktu
Aku bukannya
menunggu, aku hanya senang mengkoleksi rasa rindu dan pada saat yang tepat akan
kuhadiahkan padamu
Jakarta, 18
Sept’10
Aku ditemani waktu.
"aku bukannya menunggu, aku hanya menghabiskan dulu lembaran lembaran usangku sebelum mengisi buku cerita baru denganmu"
Aku ditemani waktu.
"aku bukannya menunggu, aku hanya menghabiskan dulu lembaran lembaran usangku sebelum mengisi buku cerita baru denganmu"
-----------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
“Sungguh jenaka sekali, bagaimana aku yang pelupa ini butuh jutaan waktu
untuk melupamu. Menghapus senyummu butuh jutaan liter air mata. Merepih jejakmu
butuh melewati ratusan mimpi.
Tuhan aku hanya ingin lupa.
Buatlah dia seperi kabut yang perlahan menghilang saat siang dan tak akan kembali esok pagi.
Boleh aku amnesia?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar